Perkembangan Energi Baru & Terbarukan Di Indonesia Tahun 2021

 

 

 Sejumlah petugas Pertamina melakukan pemeriksaan pengerjaan proyek Pambangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), di Rumah Sakit Pertamina Cilacap, Jawa Tengah, Senin (17/7/2017).

(ANTARA FOTO/IDHAD ZAKARIA)

 

Indonesia sebagai negara yang terletak di khatulistiwa mempunyai sumber energi yang melimpah, meliputi sumber energi fosil maupun non-fosil. Namun sampai saat ini sebagian besar energi yang dihasilkan dan digunakan berasal dari fosil yaitu sebesar 95% dari total bauran energi. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kuat dalam beberapa tahun terakhir, permintaan energi akan terus meningkat. Tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap energi fosil yang jumlahnya relatif terbatas dapat memicu krisis energi di negeri ini. Oleh karena itu masalah energi akan terus menjadi perhatian utama pemerintah di masa mendatang apalagi dengan meningkatnya masalah dampak lingkungan akibat pembakaran energi fosil untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi nasional. 

Dalam penjelasannya, Dirjen EBTKE (Dadan Kusdiana) sebagai pembicara pada forum diskusi internasional, United States Power Working Group for Indonesia menjelaskan update pengembangan energi baru, terbarukan dan konservasi energi yang telah dicapai di Indonesia dan beberapa program ke depan yang akan dilaksanakan.

 

“Saat ini kami sedang proses mempersiapkan pengembangan jangka panjang untuk sektor energi,  begitu juga dengan kelistrikan dan sedang dalam tahap finalisasi RUPTL dengan PLN. Saya pikir kami juga memiliki hubungan relasi yang baik dengan US terutama dalam pengembangan energi terbarukan”, ujar Dadan.

 

Indonesia memiliki semua potensi energi terbarukan, seperti surya, air, angin, panas bumi dan bioenergi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan, potensi energi baru terbarukan itu berasal dari samudera, panas bumi, bioenergy, bayu, hidro dan surya. Untuk Panas bumi, Dadan menyatakan total potensi panas bumi Indonesia lebih dari 400 GW dan implementasi sampai dengan 2020 mencapai 176 MW. Dan untuk pembangkit surya, ada tambahan 11 MW untuk panel surya atap. Untuk potensi angin dan hidro memiliki potensi yang sama, yaitu 150 GW. Lebih lanjut, Dadan menguraikan bahwa sedang ada dua proyek yang sedang dalam proses mempersiapkan perluasan untuk pembangkit listrik tenaga angin. Untuk bioenergy, Indonesia juga memiliki banyak energi potensial dan dalam implementasinya juga cukup besar, hampir 2 GW, yang penggunaanya lebih banyak dari sektor kelapa sawit.

 

 

Seperti pada desa-desa yang ada di wilayah Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), energi listriknya berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) atau pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air. Selain itu, terdapat pula yang memanfaatkan tenaga surya atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan tenaga kincir angin atau Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) untuk memenuhi kebutuhan listrik. Selain PLTMH, masyarakat di Desa Kamanggih juga memanfaatkan biogas yang dihasilkan dari kotoran ternak untuk memasak. Energi dari limbah kotoran ini juga berhasil diterapkan pada desa yang berada di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

 

Indonesia berada pada posisi kedua setelah US dalam hal pemanfaatan panas bumi, juga menjadi negara terbesar dalam pemanfaatan Biofuel, dengan kapasitas 12 juta KL. Tahun ini indonesia ingin meningkatkan kapasitas penggunaan menjadi 9.2 %. Tidak hanya itu, Indonesia sedang menjalin kerja sama dengan US untuk peningkatan biofuel dan US bisa memiliki lebih banyak bioetanol.

 

Pengembangan energi baru dan energi terbarukan (EBT) memadukan dari segala potensi, kapasitas,  juga dari sisi keekonomian. Dalam lima tahun kedepan, Indonesia akan memiliki total sekitar 9 GW dari energi terbarukan dari pembangkit listrik hybrid, angin, hidro, panas bumi, dan bioenergi. Indonesia ambisius untuk mencapai target EBT di 2025 dan target penurunan emisi gas rumah kaca di tahun 2030. 

 

Kerja Sama Indonesia dan Amerika Serikat bidang EBTKE

MoU kerja sama bidang energi antara Indonesia dengan AS yang berlaku sampai dengan Oktober 2020 telah diperpanjang selama 5 tahun hingga 27 Oktober 2025. MoU ini memuat kerjasama sebagai berikut :

· Penelitian mengenai Carbon Capture Storage/CCS;

  Penelitian mengenai Strategic Petroleum Reserves/SPR;

  Pengembangan dan penggunaan energi terbarukan, terutama untuk lokasi-lokasi on-grid dan off-grid di daerah terpencil, dan integrasi ke jaringan listrik dari sumber energi terbarukan;

  Inisiatif efisiensi energi, antara lain pada industri, peralatan listrik rumah tangga, dan teknologi smart grid;

  Pembentukan Center of Execellence untuk energi terbarukan yang berlokasi di Bali;

  Bidang kerja sama lain yang disepakati bersama.

 

Kerjasama the U.S Power Working Group for Indonesia sejak tahun 2015, merupakan upaya perusahaan Amerika untuk membantu Indonesia mencapai target pembangunan pembangkit listrik, dimana saat ini PWG terdiri dari 42 perusahaan.

 

Sumber :

Direktorat Jenderal EBTKE - Kementerian ESDM

https://ebtke.esdm.go.id/post/2021/01/29/2780/dirjen.ebtke.sampaikan.update.energi.terbarukan.indonesia.pada.forum.us.power.working.group?lang=en

Potensi Energi Terbarukan Indonesia Mencapai 417 Giga Watt

https://www.beritasatu.com/nasional/743287/potensi-energi-terbarukan-indonesia-mencapai-417-giga-watt

Pengembangan Energi Baru Terbarukan di RI Perlu Insentif dan Perubahan Regulasi Halaman all - Kompas.com

https://money.kompas.com/read/2021/04/28/105300026/pengembangan-energi-baru-terbarukan-di-ri-perlu-insentif-dan-perubahan?page=all

Energi Baru Terbarukan

https://pertaminapower.com/energi-baru-terbarukan

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar